Arti Penting Membaca
Jika orang mengatakan buku adalah jendela dunia, maka membaca adalah cara membuka jendela tersebut. Buku dalam konteks kini nampaknya tidak lagi diartikan sebagai lembaran kertas yang penuh tulisan dan dijilid.
Terapi Menulis Hilangkan Stress
Masih ingatkah Anda kisah-kisah sedih yang dulu sering Anda bagi dengan catatan harian Anda? Mungkin Anda masih bisa merasakan kenyamanan setelah menuangkan pikiran dan isi hati. Apakah Anda sudah berhenti menulis catatan harian karena merasa tidak cocok lagi dengan usia Anda? Hal ini tidak benar, tidak ada batasan usia untuk menulis.
Kelebihan Puisi dan Filsafat
Tentunya kita semua tahu bahwa kalau berbicara kelebihan, pasti semua di dunia ini memiliki kelebiha dan kekurangan, tapi di sini penulis tidak ingin melihat kekurangan dalam setia sesuatu, agar kelebihan selalu berpihak kepada kita.
Rabu, 11 Juni 2014
Kelebihan Puisi dan Filsafat
TERAPI MENULIS HILANGKAN STRES
Masih ingatkah Anda kisah-kisah sedih yang dulu sering Anda bagi dengan catatan harian Anda? Mungkin Anda masih bisa merasakan kenyamanan setelah menuangkan pikiran dan isi hati. Apakah Anda sudah berhenti menulis catatan harian karena merasa tidak cocok lagi dengan usia Anda? Hal ini tidak benar, tidak ada batasan usia untuk menulis. Menurut Karen Baikie, seorang clinical psychologist dari University of New South Wales, menuliskan peristiwa-peristiwa traumatik, penuh tekanan serta peristiwa yang penuh emosi bisa memperbaiki kesehatan fisik dan mental. Dalam studinya, Baikie meminta partisipan menulis 3 -- 5 peristiwa yang penuh tekanan selama 15 -- 20 menit. Hasil studi menunjukkan, mereka yang menuliskan hal tersebut mengalami perbaikan kesehatan fisik dan mental secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang menulis topik-topik yang netral. Menurut Baikie, terapi menulis ekpresif ini akan meningkatkan kadar stres, suasana hati yang negatif, gejala-gejala fisik, serta penurunan suasana hati yang positif di tahap awal. Akan tetapi, dalam jangka panjang, banyak studi yang telah menemukan bukti mengenai manfaat terapi menulis bagi kesehatan. Para partisipan melaporkan merasa lebih baik, secara fisik maupun mental. Dalam jangka panjang, terapi menulis bisa mengurangi kadar stres, meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh, mengurangi tekanan darah, memperbaiki fungsi paru-paru, fungsi lever, mempersingkat waktu perawatan di rumah sakit, meningkatkan mood, membuat penulis merasa jauh lebih baik, serta mengurangi gejala-gejala trauma. Terapi ini, bisa bermanfaat bagi orang yang memunyai berbagai masalah kesehatan. "Partisipan yang menderita asma dan rematik arthritis menunjukkan adanya perbaikan fungsi paru-paru setelah melakukan tes laboratorium," kata Baikie. Menulis, menurut peneliti dari Universitas Texas, James Pennebaker, bisa memperkuat sel-sel kekebalan tubuh yang dikenal dengan T-lymphocytes. Pennebaker meyakini, menuliskan peristiwa-peristiwa yang penuh tekanan akan membantu Anda memahaminya. Dengan begitu, akan mengurangi dampak penyebab stres terhadap kesehatan fisik Anda. Dengan menulis, Anda mengasah otak kiri yang berkaitan dengan analisis dan rasional. Saat Anda melatih otak kiri, otak kanan Anda akan bebas untuk mencipta, mengintuisi, dan merasakan. Singkatnya, menulis bisa menyingkirkan hambatan mental Anda dan memungkinkan Anda menggunakan semua daya otak untuk memahami diri Anda, orang lain, serta dunia sekitar Anda dengan lebih baik. Apalagi yang Anda tunggu? Mulailah menulis dan rasakan manfaat-manfaat berikut ini. 1. Menjernihkan pikiran dan perasaan. Apakah Anda pernah merasa terpuruk, tidak yakin dengan apa yang Anda rasakan? Luangkan beberapa menit waktu Anda dan mulailah menuliskan pikiran-pikiran dan emosi Anda. Tidak perlu diedit. Anda akan semakin memahami dunia internal Anda dan merasa lebih baik. 2. Mengenali diri Anda lebih baik. Dengan menulis secara teratur, Anda akan lebih memahami apa yang membuat Anda gembira dan percaya diri. Anda juga akan semakin memahami situasi dan orang-orang yang bisa meracuni Anda. Informasi ini akan sangat penting bagi kesehatan emosional Anda. 3. Mengurangi stres. Menulis mengenai kemarahan, kesedihan, serta emosi menyakitkan lainnya bisa membantu meredakan intensitas perasaan negatif itu sendiri. Dengan begitu, Anda akan merasa lebih tenang dan tetap menjalani hidup dengan lebih baik. 4. Memecahkan masalah dengan lebih efektif. Biasanya kita memecahkan masalah dengan menggunakan otak kiri, perspektif analitis. Tapi, kadang-kadang kita bisa menemukan jawaban dengan melibatkan kreativitas dan intuisi otak kanan. Menulis akan membuka kemampuan-kemampuan lainnya dan memungkinkan hadirnya solusi baru yang bisa memecahkan masalah. 5. Mengatasi kesalahpahaman dengan orang lain. Ketidaksepahaman yang tidak bisa dipecahkan dengan kata-kata ucapan bisa diselesaikan melalui tulisan. Dengan menulis, Anda akan lebih bisa memahami poin masing-masing. Dengan begitu, Anda bisa menemukan resolusi yang lebih tepat. Cara memulai: 1. Anda tidak harus datang ke terapis. Lakukan sendiri dengan menulis secara rutin setiap hari selama 20 menit. 2. Mulailah dengan menulis apa saja, di mana saja, dan lupakan tanda baca atau ejaan kata yang benar. 3. Carilah tempat yang tepat. Privasi merupakan kunci utama jika Anda menulis tanpa disensor. 4. Menulislah dengan cepat, seolah-olah kegiatan ini membebaskan otak Anda dari segala keharusan dan hambatan-hambatan. Melalui tulisan, Anda bisa menemukan teman yang selalu menerima tanpa menghakimi. Terapi ini juga mudah dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Media Indonesia
Arti Penting Membaca
Dengan membaca kita bisa mengetahui banyak hal dan perspektif. Membaca juga membuka pikiran kita. Dengan membaca kita tidak lagi jumud alias kaku dan keukeuh hanya pada satu perspektif tanpa mau membuka diri terhadap pendapat berbeda. Membaca juga memperkaya imajinasi dan menjadikan kita menjadi lebih kreatif.
Dalam surat Al-Alaq, kata iqra’ sebanyak dua kali, dalam ayat pertama dan ketiga. Qurash Shihab (2006) dalam bukunya Membumikan Al-Qur’an menjelaskan bahwa perulangan ini mengindikasikan bahwa membaca memang harus dilakukan terus menerus, bahkan berulang untuk bacaan yang sama pun tidak sedikit pun memberikan kerugian. Membaca sesuatu secara berulang dapat menghadirkan pemahaman baru, dengan memberikan tafsir baru atas bacaan.
Sata teringat seorang kawan, sewaktu saya masih di bangku kuliah S1 dan sering aktif di Masjid Mujahidin di Banding, yang mempunyai komitmen untuk meluangkan waktu minimal 30 menit per hari untuk membaca buku. Dia merasa berdosa kalau komitmen ini tidak tertunaikan. Luar biasa! Saya tahu betul kawan tersebut memang menjaga komitmen. Sudah lama saya tidak kontak dengan dia sejak kepindahan saya dari Bandung tahun 1997. Kabar terakhir yang saya dengar, dia sekarang menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung.
Komitmen dia terus terang menginspirasi saya pada saat itu. Komitmen nyatanya adalah dengan misalnya mengalokasikan uang untuk beli buku minimal satu buah dalam satu bulan. Sampai saat ini pun, cerita tentang kawan tersebut sering saya putar ulang setiap kali menyemangati mahasiswa untuk gemar membaca.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa peradaban sebuah masyarakat akan sangat ditentukan oleh bacaan generasi mudanya beberapa tahun sebelumnya. Persis dengan ketika madinatul munawwarah terbetuk setelah 20 tahun Nabi Muhammad menerima wahu pertama. Kualitas bacaan akan sangat menentukan pola pikir pembacanya. Untuk menilai manfaat bacaan, seringkali kita harus berpikir lateral, melihat dibalik teks dan gambar. Meskipun dapat dibuat perbandingan yang cukup mudah, bahkan bahan bacaan yang satu lebih bermanfaat dibanding bahan bacaan yang lain. Sebuah novel dan cerita bergambar, jika dikemas dengan baik dan syarat pesan bahkan kadang lebih memudahkan dalam penyampaian nilai-nilai. Dan, sebaliknya, tulisan serius tetapi dikemas dengan kurang pas (misal, cenderung menghujat), tentu akan lebih sulit membentuk pola pikir pembacanya. Bagi saya, apapun yang kita baca, harusnya kita selalu kritis terhadap ide-ide yang muncul dalam bahan bacaan.
Menjadi Dosen